Posted by DKT Tokoh & Sejarah on Sunday, February 8, 2015
Di Asia,
George Soros terkenal akan tindakannya yang mengguncang dan menyebabkan
krisis ekonomi di Asia, beberapa negara yang paling terkena dampaknya adalah
Korea Selatan, Indonesia, dan Thailand, yang menyebabkan
mata uang ketiga negara tersebut menjadi rendah bahkan sampai sekarang ini terasa efeknya
(dollar Amerika terhadap rupiah Indonesia dulu sekitar 2000-2400,
sekarang 9000-9500). Hong Kong, Malaysia, dan Filipina juga terpengaruh
tapi tidak sebesar tiga negara sebelumnya. Tiongkok, Taiwan, dan
Singapura hampir tidak terpengaruh. Jepang tidak terpengaruh banyak tapi
mengalami kesulitan ekonomi jangka panjang. Umumnya di negara-negara
seperti Thailand dan Indonesia, Soros dianggap lebih negatif sebagai
kriminal ekonomi yang membuat ketidakstabilan ekonomi Asia, karena
dengan jumlah simpanan uangnya yang besar mengguncang nilai mata uang
Asia.
Di Inggris,
George Soros
terkenal akan tindakannya yang mengguncang Bank Inggris, yang terkenal
akan peristiwa “hari rabu hitam” pada tahun 1992. Soros mempunyai
cadangan uang yang sangat banyak dan membeli kemudian menjual
Poundsterling yang mempunyai nilai sekitar 10 milliar Poundsterling.
Banyak spekulan yang kebingungan darimana Soros bisa memiliki uang dalam
jumlah besar.
Pernahkah Anda mengira bahwa satu orang saja cukup untuk membuat
geger Bank Sentral Inggris di London. Anak dari seorang mantan tahanan
perang dunia I ini sanggup untuk mengguncangkan Bank Sentral Inggris. Ia
juga dikenal sebagai György Schwartz seorang spekulan keuangan,
investor saham, dermawan dan seorang aktivis politik di Amerika.
Mungkin
Anda semua masih ingat peristiwa beberapa tahun lalu dimana Soros
dikenal sebagai “penghancur Bank Sentral Inggris (Bank of England)” pada
hari Rabu kelabu pada tahun 1992. Apakah Anda mengingat hal itu? Ya,
beliau melakukannya. Dengan segelontor uang yang sebesar 8,5 milyar
dollar AS. Dia dimasukan majalah Forbes sebagai orang terkaya ke-80
didunia.
Ketua FED (Federal Reserve Department) yang pertama, Paul
Volcker, pada tahun 2003 menulis sebuah kata pengantar dalam buku
karangan Soros yang berjudul The Alchemy (yang diartikan sebagai
filosofi dan disiplin spiritual ) of Finance demikian :
”George Soros telah berhasil membuat dirinya sebagai
spekulan sukses terbesar didunia, dimana dia juga berhasil mendapatkan
banyak uang dari investasinya tersebut. Bagian terbesar dari kesuksesannya
itu membuat masyarakat dunia menjadi sadar untuk “membuka mata”
terhadap dunia perdagangan dan juga yang lebih penting yaitu bersedia
menerima ide-ide baru dari segala pemikiran dan kebiasaan dalam
berinvestasi yang terus berkembang dengan pesat.”
Pria berkebangsaan Yahudi
Kelahiran Hungaria ini banyak mengalami pahit getirnya kekejaman Nazi,
pendudukan Sovyet dan terlunta-luntanya hidup di London, yang membentuk
kepribadiannya seperti sekarang ini. Tahun 1947 meninggalkan Hungaria
menuju London. Disini dia mengenyam pendidikan di London School of
Economics. Pada saat itulah dia berkenalan secara langsung dengan filsuf
Karl Popper, yang menulis buku berjudul ”The Open Society and Its
Enemies.” Pada usia mendekati 50 tahun kekayaan George Soros mendekati
US $ 100 juta, sepertiganya merupakan kekayaan pribadi. Suatu jumlah
yang lebih dari cukup untuk kehidupan keluarga Soros. Dari sini mulai
berpikir, apa yang akan dilakukan. Akhirnya diputuskan membentuk Open
Society Institute dengan tujuan memajukan masyarakat tertutup;
menjadikan masyarakat terbuka lebih mampu bertahan hidup; mempromosikan
mode berpikir kritis.
Dengan yayasannya itu
Soros
membantu negara-negara (bekas) satelit Uni Sovyet di Eropa Timur
berdiri serta negara-negara lain di Asia dan Amerika Latin Beberapa
berhasil tetapi ada juga yang gagal. Terakhir adalah ketika dia
berkampanye untuk menentang pemilihan kembali Presiden George W. Bush
tahun 2004. Seperti diakuinya, peranannya yang bagaikan seorang
negarawan tanpa negara ini karena pada dirinya terdapat tiga hal.
Pertama mempunyai kemampuan dalam hal mengembangkan kerangka konseptual,
kedua peletak keyakinan-keyakinan etis dan politis yang teguh dan
ketiga karena mempunyai banyak uang.
Selain sebagai pendiri lembaga Soros Fund Management dan Open Society Institute dan juga menjabat sebagai Direktur Utama dari lembaga Council on Foreign Relations,
dia juga banyak memberi bantuan pada Partai Solidaritas Buruh di
Polandia, Lembaga Kemanusiaan Charter 77 di Cekoslovakia (sekarang Rep.
Ceko), dan kontribusi aktif pada suatu partai politik di Uni Soviet yang
sangat berpengaruh. Dana dan organisasi dari lembaga Georgia’s Rose
Revolution(lembaga ini disebut-sebut sebagai lembaga terbesar dari
lembaga yang pernah didirikan) yang didirikannya juga berjalan dengan
baik. Di Amerika Serikat ia juga dikenal sebagai penyumbang dana
terbesar sejak era Presiden George W. Bush gagal dan terpilih kembali
menjadi Presiden AS.