Biografi Raden Patah, Silsilah dan Perjalanan Hidupnya - Kerajaan
Demak adalah kerajaan Islam pertama di tanah Jawa dan merupakan salah satu
Kerajaan Islam besar di Indonesia. Pada masa
sejarah berdirinya Kerajaan Demak,
maka Raden Patah tentu saja adalah seorang yang memiliki peran sangat besar.
Raden Patah adalah raja pertama dari Kerajaan Demak sekaligus juga merupakan
pendiri dari Kesultanan Demak. Ketika kita membahas Kerajaan Demak, maka tak
berlebihan jika kita memberikan porsi yang lebih dalam membahas pendiri dan
raja pertama dari Kerajaan Demak yaitu Raden Patah.
|
Biografi Raden Patah |
Membahas biografi Raden Patah sendiri memang sesuatu yang sangat
menarik. Selain perjalanan hidup dan silsilah Raden Patah, bagaimana Raden
Patah mengembangkan dan meletakkan dasar kerajaan Demak juga merupakan bahasan
yang sangat menarik. Maka dari itu, jika Anda termasuk penggemar atau pun
pecinta sejarah Demak, simak beberapa ulasan sederhana mengenai biografi Raden
Patah di bawah ini.
Biografi, Asal Usul dan Silsilah Raden Patah
Yang paling menarik dari biografi Raden Patah adalah bahwa Raden Patah
adalah seorang keturunan yang memiliki darah campuran Cina dan Jawa. Raden
Patah dilahirkan di Palembang pada tahun 1455. Raden Patah merupakan pendiri
dan raja pertama dari Kerajaan Demak yang merupakan kerajaan Islam pertama di
tanah Jawa. Raden Patah ini menurut catatan
sejarah Kerajaan Demak, memiliki
banyak nama dan gelar. Beberapa nama lain Raden Patah yang populer adalah Jin
Bun, Pate Rodim, Tan Eng Hwa, dan Aryo Timur.
Perjalanan hidup Raden Patah ini begitu menarik untuk dipelajari. Yang
paling menonjol dari sifat Raden Patah adalah perjuangan, kerja keras dan tentu
saja adalah sikap toleransi Raden Patah yang cukup tinggi pada masa itu. Selain
mendirikan Kerajaan Demak,
masa pemerintahan Raden Patah juga menjadi lokomotif pendirian
Masjid Demak yang masih ada sampai saat ini.
Selain asal usul Raden Patah yang ternyata memiliki darah campuran
antara Jawa dan China, silsilah Raden Patah pun juga sangat menarik.
Raden
Patah ternyata juga masih keturunan dari Raja Majapahit terakhir yaitu
Raja
Brawijaya. Raden Patah adalah anak dari Raja Brawijaya dengan seorang
selir
China yang bernama Siu Ban Ci. Perlu juga diketahui bahwa Raja Brawijaya
adalah
raja terakhir yang memerintah kerajaan Majapahit yaitu mulai dari 1408
sampai
dengan 1501. Hubungan Raja Brawijaya dengan istri selirnya dari Cina ini
kemudian membuat istri nya menjadi cemburu. Kemudian istri Raja
Brawijaya meminta agar selir dari Cina tersebut diasingkan ke Palembang.
Ketika Raja Brawijaya mengungsikan selirnya ke Palembang, keadaan Siu
Ban Ci tengah dalam keadaan hamil tua. Siu Ban Ci di Palembang tinggal bersama
anak Brawijaya yang menjadi bupati Palembang masa itu yang bernama Arya Damar.
Kemudian setelah lama tinggal di Palembang, Siu Ban Ci pun melahirkan seorang
putera dari Raja Brawijaya yang diberi nama Raden Patah. Siu Ban Ci pun pada
akhirnya menikah dengan anak tirinya sendiri yaitu Aryo Damar dan dikaruniai
seorang anak yang bernama Raden Kusen.
Perjalanan Hidup Raden Patah
Perjalanan hidup Raden Patah ini cukup panjang hingga mencapai posisinya
sebagai Raja Demak. Seiring berlalunya waktu, Raden Patah kemudian tumbuh
menjadi seorang pemuda yang berbakat dan memiliki kecerdasan otak yang luar
biasa. Melihat kemampuan dan bakatnya tersebut, lantas ayah tirinya yaitu Aryo
Damar meminta Raden Patah untuk menggantikan posisinya sebagai Adipati
Palembang. Namun demikian Raden Patah menolak permintaan ayah tirinya tersebut
dengan berbagai alasan yang ia sampaikan. Raden Patah lebih memilih
meninggalkan Palembang dan menuju Pulau Jawa. Kepergian Raden Patah kemudian
disusul adik tirinya yang bernama Raden Kusen. Bukan saja Raden Patah yang
menolak menjadi bupati Palembang, Raden Kusen ternyata juga menolak menjadi
bupati Palembang.
Alasan keduanya menolak jabatan bupati Palembang adalah karena mereka
berdua ingin menuntut ilmu agama Islam di tanah Jawa. Pada masa-masa itu, Islam
berkembang begitu pesat di Indonesia termasuk di tanah Jawa. Pada akhirnya
mereka berdua sampai di padepokan Sunan Ampel di Surabaya. Setelah dirasa cukup
belajar agama pada Sunan Ampel, Raden Kusen memilih kembali ke kerajaan
kakeknya Brawijaya di Majapahit sedangkan Raden Patah berkelana ke Jawa Tengah
untuk membuka hutan Glagah Wangi dan menjadikan tempat tersebut sebagai pusat
penyebaran Islam dan mendirikan pesantren.
Raden Patah Mendirikan Kerajaan Demak
Setelah kedua saudara tiri itu pergi dari pesantren Sunan Ampel,
keduanya mulai menentukan jalan hidupnya sendiri-sendiri. Raden Kusen menetap
di Kerajaan Majapahit dan kemudian diangkat menjadi seorang adipati. Sedangkan
Raden Patah mulai membangun dan membuka hutan Glagah Wangi untuk menjadikannya
pusat persebaran Islam. Pesantren yang didirikan oleh Raden Patah tersebut
ternyata berkembang begitu cepat dan mendapatkan antusiasme masyarakat yang
sangat besar. Dari perkembangan pesantren Raden Patah inilah kemudian Raja
Brawijaya merasa khawatir dengan apa yang sedang terjadi. Ia khawatir apa yang
dilakukan oleh Raden Patah akan digunakannya untuk melakukan pemberontakan.
Untuk menghindari pemberontakan, maka Raja Brawijaya memerintahkan
Raden Kusen untuk memanggil Raden Patah agar datang ke Istana. Sungguh luar
biasa yang terjadi, Raja Brawijaya begitu takjub dengan perilaku, sikap dan
sifat Raden Patah yang begitu mulia. Raden Patah adalah sosok yang berwibawa,
cerdas, dan memiliki budi yang luhur. Melihat hal ini, Raja Brawijaya begitu
bangga melihat putra dari selirnya tersebut memiliki kepribadian yang begitu
kuat dan memiliki sifat leadership yang tinggi. Dan bahkan kemudian Raja
Brawijaya mengangkat Raden Patah menjadi adipati di Glagah Wangi. Raden Patah
kemudian merubah nama Glagah Wangi menjadi Demak dengan Bintoro menjadi
ibukotanya.
Di bawah kepemimpinan Raden Patah ini kemudian Demak menjadi kadipaten
yang sangat ramai. Selain menjadi pusat persebaran Islam, Demak Bintoro juga
menjadi pusat ekonomi yang sangat ramai dikunjungi banyak masyarakat. Bukan
saja masyarakat dari Jawa, namun ada beberapa masyarakat dari luar Jawa yang
juga melakukan aktifitas dagang di wilayah Demak Bintoro. Dengan perkembangan yang
begitu pesat, maka kemudian Raden Patah melakukan pemberontakan ke Majapahit
dan berhasil menaklukkan Majapahit. Ada banyak hal yang terpaksa membuat Raden
Patah melakukan pemberontaka kepada Majapahit. Ada versi lain yang menyebut
bahwa yang melakukan serangan ke Majapahit bukanlah Raden Patah melainkan
Girindrawardhana yang merupakan bupati di wilayah kekuasaan Majapahit yang
berada di Doho Kediri.
Raden Patah Wafat
Raden Patah meninggal pada usia 63 tahun. Penyebab kematian Raden
Patah adalah karena sakit yang beliau derita yang tak kunjung sembuh. Raden
Patah meninggal di Demak dan dimakamkan di
Masjid Demak yang sampai saat ini
makam beliau ramai dikunjungi para peziarah.
Nah teman-teman, demikianlah sedikit informasi yang bisa kami
sampaikan mengenai Biografi Raden Patah, Silsilah dan Perjalanan Hidupnya.
Semoga sedikit informasi mengenai Biografi Raden Patah, Silsilah dan Perjalanan
Hidupnya di atas bisa menambah pengetahuan dan wawasan kita semua mengenai
sejarah Kerajaan Demak dan terutama mengenai biografi Raden Patah sendiri.