Posted by DKT Tokoh & Sejarah on Saturday, September 20, 2014
Dalam sejarah Indonesia dapat diketahui bahwa di pulau Jawa ini
pernah berkuasa beberapa kerajaan yang mempunyai kekuasaan cukup besar.
Salah satu diantaranya adalah kerajaan Majapahit. Pusat kota kerajaan:
Majapahit terletak di daerah Trowulan dan sisa-sisa bekas reruntuhan
ibukota tersebut masih kita dapati sampai sekarang. Kerajaan Majapahit
merupakan salah satu kerajaan Indonesia Hindu yang berhasil
mempersatukan hampir seluruh wilayah nusantara sekarang. Pengaruh
kekuasaannya sangat luas, bahkan sampai di negara-negara tetangga di
daratan Asia.
Berdirinya kerajaan Majapahit berawal dari runtuhnya Kerajaan
Singasari akibat serangan tentara Jayakatwang dari Kediri pada tahun
1292. Dalam pertempuran itu Jayakatwang dapat menyerbu ke dalam kraton
dan menewaskan Raja Kartanagara, sehingga berakhirlah kekuasaan
Singasari.
Raden Wijaya, sebagai menantu Kartanagara, bersama-sama dengan
beberapa orang pengikutnya kemudian mengungsi ke Madura untuk minta
bantuan kepada Wiraraja, adipati Sumenep.
Raden Wijaya dengan pengikutnya diterima baik oleh Wiraraja. Atas
nasihat Wiraraja, Raden Wijaya kemudian menyerahkan diri kepada
Jayakatwang dan mengabdi di Kadiri. Raden Wijaya selalu menunjukkan
sikap setianya kepada Jayakatwang, sehingga mendapatkan kepercayaan.
Kemudian Raden Wijaya mengajukan permohonan untuk membuka hutan Tarik
dengan alasan untuk memudahkan perburuan. Jayakatwang memang gemar
berburu. Penebangan hutan Tarik ini dilaksanakan dengan bantuan
orang-orang Madura yang dikirimkan oleh Wiraraja. Dan tempat
pemukiman baru ini kemudian menjadi desa bernama Majapahit. Mengingat
letaknya yang strategis, dan tidak begitu jauh dari sungai Brantas, maka
menarik banyak penduduk datang dan menetap di sana. Orang-orang Madura
yang membantu bekerja membuka hutan kemudian juga menetap di desa itu.
sehingga dalam waktu singkat desa baru itu segera menjadi desa yang
ramai.
Mengenai nama desa Majapahit itu dalam Para-raton di sebutkan bahwa
pada waktu orang-orang Madura itu bekerja melakukan penebangan hutan ada
di antara mereka yang merasa lapar, la kemudian masuk ke dalam hutan
dan makan buah maja. Tapi karena terasa pahit, maka buah maja itu
dibuang. Sejak peristiwa itu maka desa baru itu disebut Majapahit.
Di Majapahit, Raden Wijaya mulai menghimpun kekuatan dan menyusun
persiapan untuk melawan kekuasaan Raja Jayakatwang. Sementara itu
hubungan rahasia dengan Wiraraja tetap dijalankan untuk menentukan
siasat penyerangan. Di Madura Wiraraja sendiri juga sudah mempersiapkan
sejumlah tentara untuk sewaktu-waktu dikirim ke Majapahit membantu
penyerangan ke Kediri.
Masih dalam tahun 1292 Kaisar Kubhilai Khan mengirim tentara Tartar
ke Jawa di bawah pimpinan Shih-pi. Kau-hsing dan Ike Mese untuk
menghukum Kertanagara, Raja Singasari. Tentara Tartar tersebut mendarat
di dua tempat. Sebagian mendarat di pelabuhan Tuban (Tuping-tsuh) dan
sebagian lagi di Sedayu (Sugalu). Pimpinan tentara Tartar belum
mengetahui bahwa di Jawa pada waktu itu telah terjadi perubahan situasi
politik. Mereka mengirim utusan tiga orang perwira ke Majapahit dan
bertemu dengan Tuhan Pijaya (Raden Wijaya).
Kedatangan tentara Tartar untuk menghukum Raja Kartanagara ini
dimanfaatkan dengan sebaik-baiknya oleh Raden Wijaya untuk mencapai
tujuannya menjatuhkan Jayakatwang. Kepada para utusan tentara Tartar
diberitahukan bahwa Raja Kertanagara telah dibinasakan oleh Jayakatwang
yang sekarang berkuasa di Kadiri.
Raden Wijaya menyanggupi membantu menyerang Kediri untuk
menghancurkan Jayakatwang. Bersama-sama dengan tentara Raden Wijaya dan
tentara Madura yang dipimpin oleh Wiraraja. tentara Tartar menyerbu
Kadiri. Dalam pertempuran ini Kadiri dapat dikalahkan dan Raja
Jayakatwang kemudian ditawan dan dibunuh oleh tentara Tartar. Akibat
pertempuran ini hancurlah kerajaan Kadiri yang masa kekuasaannya hanya
berlangsung selama satu tahun.
Setelah peperangan melawan Kediri berakhir. Raden Wijaya kembali ke
Majapahit dan kemudian secara mendadak berbalik menyerang tentara
Tartar. Tentara Tartar menderita kekalahan besar dan sisa tentaranya
mundur, melarikan diri dan kemudian diputuskan kembali ke negerinya
karena tugasnya dianggap telah selesai.
Dengan hancurnya kerajaan Kadiri dan setelah tentara Tartar dapat
dipukul mundur dan terus kembali ke negerinya, maka tercapailah usaha
Raden Wijaya untuk mendirikan kerajaan baru. Kerajaan Majapahit. Pada
tahun 1293 Raden Wijaya dinobatkan menjadi Raja Majapahit dengan gelar
Kartarajasa Jayawardhana.
Raden Wijaya mulai menyusun dan mengatur tata pemerintahan Majapahit.
Semua pengikutnya yang setia dan berjasa dalam perjuangan diangkat
menduduki berbagai jabatan dalam pemerintahan. Wiraraja yang memang
sangat besar jasanya dalam perjuangan memdirikan kerajaan Majapahit
diberi kedu-dudukan tinggi dan kekuasaan atas daerah sebelah timur
Majapahit, yaitu daerah Lumajang sampai Blambangan. Raden Wijaya
berhasil membentuk pemerintahan yang cukup kuat dan stabil yang
memungkinkan kerajaan dapat berkembang. Pada tahun 1309 Raden Wijaya
(Kartarajasa) meninggal dunia dan didharmakan dalam candi Siwa di
Simping (Candi Sumberjati).